

Sejarah dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan: Menyibak Keindahan Bumi Lambung Mangkurat
Provinsi Kalimantan Selatan, yang terletak di ujung tenggara Pulau Kalimantan, dikenal dengan sebutan “Bumi Lambung Mangkurat.” Wilayah ini memiliki sejarah panjang dan kekayaan budaya yang berakar dari kehidupan masyarakatnya yang majemuk, terutama suku Banjar yang menjadi penduduk mayoritas. Artikel ini mengupas sejarah, kebudayaan, seni, adat istiadat, hingga tantangan pelestarian budaya Kalimantan Selatan dalam era modern.
Sejarah Kalimantan Selatan
1. Awal Mula Peradaban
Kalimantan Selatan telah dihuni manusia sejak ribuan tahun lalu. Bukti arkeologis berupa alat batu, gerabah, dan peninggalan zaman prasejarah lainnya menunjukkan keberadaan komunitas manusia yang hidup dari berburu dan meramu.
2. Kerajaan Banjar
Sejarah Kalimantan Selatan banyak terkait dengan kejayaan Kerajaan Banjar, yang berdiri pada abad ke-16. Kerajaan ini didirikan oleh Pangeran Samudera, yang kemudian dikenal sebagai Sultan Suriansyah setelah memeluk Islam. Kerajaan Banjar memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan.
Kerajaan Banjar juga dikenal karena aktivitas perdagangan yang maju, dengan komoditas utama seperti lada, emas, dan kayu ulin. Letaknya yang strategis di tepi Sungai Barito menjadikan wilayah ini pusat perdagangan yang ramai.
3. Masa Kolonial
Pada abad ke-17, Belanda mulai memasuki wilayah Kalimantan Selatan untuk menguasai sumber daya alam. Konflik antara Kerajaan Banjar dan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) sering terjadi hingga akhirnya Banjar jatuh ke tangan kolonial pada abad ke-19. Perlawanan rakyat Banjar, yang dipimpin oleh Pangeran Antasari, menjadi salah satu catatan penting dalam sejarah perjuangan melawan penjajah.
Kebudayaan Kalimantan Selatan
Budaya Kalimantan Selatan sangat dipengaruhi oleh tradisi suku Banjar, suku Dayak, dan komunitas Tionghoa yang hidup berdampingan di wilayah ini.
1. Rumah Adat Banjar
Rumah Banjar adalah simbol arsitektur tradisional suku Banjar yang sarat makna filosofis. Jenis-jenis rumah adat Banjar meliputi:
- Rumah Bubungan Tinggi: Merupakan rumah adat utama, sering digunakan oleh keluarga bangsawan.
- Rumah Gajah Baliku: Bentuknya lebih luas dan digunakan oleh masyarakat umum.
- Rumah Palimasan: Digunakan sebagai tempat penyimpanan benda berharga.
Setiap jenis rumah memiliki ukiran khas yang menceritakan nilai-nilai budaya dan keyakinan masyarakat Banjar.
2. Kesenian Tradisional
Kesenian tradisional Kalimantan Selatan mencakup berbagai jenis seni pertunjukan, musik, dan tari yang memancarkan keindahan budaya lokal.
- Tari Baksa Kembang: Tarian yang digunakan untuk menyambut tamu agung atau acara adat. Penari biasanya menggunakan mahkota yang dihiasi bunga-bunga segar.
- Madihin: Seni bertutur khas Banjar yang mirip dengan pantun. Pertunjukan ini sering diiringi alat musik gendang.
- Wayang Gung: Kesenian wayang khas Banjar yang dipengaruhi tradisi Jawa, namun dengan cerita dan penyampaian yang disesuaikan dengan budaya lokal.
3. Adat Istiadat
Masyarakat Banjar memiliki adat istiadat yang kuat, mulai dari tradisi pernikahan, kelahiran, hingga kematian. Salah satu tradisi yang terkenal adalah Baayun Maulid, yaitu prosesi ayunan bayi yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
4. Kuliner Tradisional
Kuliner khas Kalimantan Selatan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan daerah ini. Beberapa makanan khas yang terkenal adalah:
- Soto Banjar: Sup ayam dengan bumbu rempah yang khas, biasanya disajikan dengan ketupat atau lontong.
- Mandai: Olahan kulit cempedak yang difermentasi, memiliki rasa asam dan gurih.
- Lontong Orari: Lontong yang disajikan dengan kuah santan dan aneka lauk seperti telur dan ayam.
Pengaruh Islam dalam Budaya Banjar
Sebagai wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, pengaruh agama ini sangat kuat dalam kebudayaan Kalimantan Selatan. Tradisi Islam tercermin dalam seni, bahasa, dan upacara adat. Banyak nama tempat dan istilah budaya yang mengandung unsur Islam, seperti masjid bersejarah Masjid Sultan Suriansyah, masjid tertua di Kalimantan Selatan yang dibangun pada abad ke-16.
Keanekaragaman Etnis dan Toleransi
Kalimantan Selatan dihuni oleh berbagai kelompok etnis, termasuk Banjar, Dayak, dan Tionghoa. Hubungan antarsuku yang harmonis mencerminkan nilai-nilai toleransi yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat.
a. Suku Dayak
Meskipun mayoritas penduduk Kalimantan Selatan adalah suku Banjar, suku Dayak tetap mempertahankan tradisi mereka, seperti seni ukir, ritual adat, dan sistem kepercayaan yang menghormati alam.
b. Komunitas Tionghoa
Komunitas Tionghoa juga memberikan kontribusi pada keberagaman budaya, terutama dalam hal kuliner dan perayaan tradisional seperti Cap Go Meh.
Tantangan Pelestarian Budaya
Modernisasi dan globalisasi membawa tantangan besar bagi pelestarian budaya tradisional di Kalimantan Selatan. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer dibandingkan tradisi lokal. Selain itu, eksploitasi sumber daya alam dan urbanisasi mengancam keberadaan situs-situs budaya dan lingkungan yang menjadi bagian penting dari warisan budaya.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah daerah dan komunitas lokal telah mengambil langkah-langkah, seperti:
- Mengadakan Festival Budaya Banjar secara rutin untuk mempromosikan seni dan tradisi lokal.
- Mendirikan museum dan pusat kebudayaan.
- Mengintegrasikan pendidikan budaya ke dalam kurikulum sekolah.
Kalimantan Selatan adalah provinsi yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Dari kejayaan Kerajaan Banjar hingga tradisi adat yang masih lestari, budaya Kalimantan Selatan mencerminkan keindahan dan keberagaman Indonesia. Melalui pelestarian budaya, masyarakat Kalimantan Selatan tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga memperkaya identitas nasional.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, diharapkan generasi mendatang dapat terus menghargai dan melestarikan budaya Bumi Lambung Mangkurat.