Mataram Kuno: Kerajaan Besar Hindu-Buddha yang Membentuk Peradaban Jawa

Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan terbesar di Nusantara yang berkembang pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Terletak di dataran Kewu, Jawa Tengah, kerajaan ini memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia melalui kontribusinya di bidang budaya, agama, dan arsitektur. Mataram Kuno dikenal sebagai pusat pembangunan candi-candi megah seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut, yang menunjukkan keunggulan spiritual dan teknologi masyarakatnya.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno, dari asal-usul, masa kejayaan, hingga penyebab keruntuhannya.


1. Asal-Usul Kerajaan Mataram Kuno

A. Nama dan Lokasi

Kerajaan Mataram Kuno juga dikenal sebagai Medang atau Medang Kamulan dalam beberapa catatan sejarah. Pusat kerajaannya berada di dataran Kewu, kawasan subur di Jawa Tengah yang didukung oleh sungai-sungai besar seperti Progo dan Elo. Lokasi ini ideal untuk pertanian, yang menjadi tulang punggung ekonomi kerajaan.

B. Sumber Sejarah

Keberadaan Kerajaan Mataram Kuno diketahui melalui berbagai sumber, termasuk:

  1. Prasasti: Misalnya Prasasti Canggal (732 M), yang menyebut pendirian sebuah lingga oleh Raja Sanjaya.
  2. Catatan Tiongkok: Kronik Dinasti Tang menyebutkan hubungan perdagangan antara Mataram dan Tiongkok.
  3. Candi-Candi Besar: Situs arkeologis yang mencerminkan kemegahan kerajaan ini.

2. Dinasti di Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti besar yang saling bergantian memimpin:

A. Dinasti Sanjaya (Hindu)

  • Berdiri pada abad ke-8 M, Dinasti Sanjaya bercorak Hindu-Shaivisme (pemujaan kepada Dewa Siwa).
  • Raja pertama, Sanjaya, membangun fondasi kekuatan politik dan budaya kerajaan.
  • Candi-candi Hindu, seperti Dieng dan Gedong Songo, merupakan warisan penting dari era ini.

B. Dinasti Syailendra (Buddha)

  • Dinasti Syailendra muncul setelah Dinasti Sanjaya, dengan corak Buddha Mahayana.
  • Pada masa ini, Borobudur dibangun sebagai monumen agama Buddha terbesar di dunia.
  • Hubungan dengan kerajaan maritim di Asia Tenggara, seperti Sriwijaya, terjalin erat.

Persaingan Sanjaya dan Syailendra:
Meski sempat bersaing, kedua dinasti ini kemungkinan hidup berdampingan secara damai dalam periode tertentu, sebagaimana tercermin dari candi-candi Hindu dan Buddha yang ditemukan berdekatan.


3. Masa Kejayaan Mataram Kuno

A. Pembangunan Candi-Candi Besar

Puncak kejayaan Mataram Kuno terlihat dari keberhasilan membangun candi-candi yang menjadi mahakarya arsitektur dunia:

  1. Candi Borobudur (Dinasti Syailendra): Dibangun abad ke-9, merupakan simbol kebesaran agama Buddha dan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.
  2. Candi Prambanan (Dinasti Sanjaya): Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, didedikasikan untuk Trimurti (Siwa, Wisnu, Brahma).
  3. Candi Mendut dan Pawon: Melengkapi rangkaian religius Borobudur, menjadi bagian dari ritual spiritual.

B. Keunggulan Ekonomi dan Perdagangan

  • Mataram Kuno mengandalkan hasil pertanian, seperti padi, sebagai kekuatan ekonomi.
  • Hubungan dagang dengan kerajaan lain, termasuk Sriwijaya dan Tiongkok, memperkuat posisi ekonomi kerajaan.

C. Perkembangan Seni dan Budaya

  • Seni pahat, relief candi, dan sastra berkembang pesat.
  • Kitab-kitab kuno, seperti Kakawin Ramayana, menunjukkan tingginya intelektualitas masyarakat.

4. Sistem Pemerintahan dan Kehidupan Sosial

A. Sistem Pemerintahan

  • Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh seorang raja yang dianggap sebagai perwujudan dewa di bumi.
  • Raja didukung oleh pejabat kerajaan dan pendeta agama Hindu-Buddha dalam menjalankan pemerintahan.

B. Struktur Sosial

  • Masyarakat Mataram Kuno terbagi menjadi beberapa kasta, seperti brahmana (pendeta), ksatria (pejabat), waisya (pedagang), dan sudra (petani dan buruh).
  • Peran agama sangat penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun kegiatan kerajaan.

C. Hukum dan Administrasi

  • Prasasti-prasasti menunjukkan bahwa Mataram Kuno memiliki sistem hukum yang terorganisasi, termasuk pajak dan pengelolaan tanah.

5. Faktor Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno

Keruntuhan Mataram Kuno dipengaruhi oleh beberapa faktor:

  1. Bencana Alam
  • Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, yang menyebabkan kerusakan besar di wilayah Mataram dan mendorong perpindahan pusat kekuasaan ke Jawa Timur.
  1. Tekanan dari Sriwijaya
  • Kerajaan Sriwijaya di Sumatra menjadi pesaing kuat, terutama dalam penguasaan jalur perdagangan maritim.
  1. Perpindahan Ibukota
  • Raja Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur pada abad ke-10, menandai akhir periode Mataram Kuno di Jawa Tengah dan awal Kerajaan Medang di Jawa Timur.

6. Warisan Kerajaan Mataram Kuno

Meskipun runtuh, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan warisan abadi yang membentuk identitas budaya Indonesia:

A. Candi-Candi Besar

Borobudur, Prambanan, dan Mendut tetap menjadi daya tarik utama pariwisata Indonesia dan simbol kemegahan peradaban Hindu-Buddha.

B. Pengaruh Budaya dan Agama

Mataram Kuno memainkan peran penting dalam penyebaran Hindu dan Buddha di Nusantara, yang membentuk fondasi budaya Jawa.

C. Sistem Pemerintahan

Model pemerintahan berbasis spiritual dan politik kerajaan ini menjadi inspirasi bagi kerajaan-kerajaan selanjutnya di Indonesia.


 

Kerajaan Mataram Kuno adalah bukti nyata kejayaan peradaban Hindu-Buddha di Nusantara. Dengan candi-candi megah, kebudayaan yang maju, dan peran strategis dalam perdagangan internasional, kerajaan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Indonesia.

Warisan Mataram Kuno tidak hanya terlihat dalam arsitektur dan seni, tetapi juga dalam nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan hingga kini. Sebagai bangsa, penting bagi kita untuk terus menjaga dan menghormati peninggalan bersejarah ini sebagai bagian dari identitas nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top