Singasari: Kerajaan Besar yang Membuka Jalan Menuju Majapahit

Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan besar di Jawa Timur yang memainkan peran penting dalam sejarah Nusantara. Berdiri pada abad ke-13, kerajaan ini dikenal karena perjuangannya dalam menyatukan wilayah Nusantara, serta menjadi pendahulu langsung bagi lahirnya Kerajaan Majapahit. Kejayaan Singasari didukung oleh tokoh-tokoh besar seperti Ken Arok, Tunggul Ametung, dan Kertanegara, serta peristiwa-peristiwa penting seperti perebutan kekuasaan dan ekspedisi militer yang berpengaruh dalam sejarah Nusantara.

Artikel ini akan membahas asal-usul Singasari, tokoh-tokoh bersejarah, sistem pemerintahan, strategi militer, hingga warisan yang ditinggalkannya.


1. Asal-Usul Kerajaan Singasari

A. Lahir dari Perebutan Kekuasaan di Tumapel

Kerajaan Singasari bermula dari sebuah wilayah kecil bernama Tumapel, yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Tumapel dipimpin oleh seorang akuwu bernama Tunggul Ametung. Namun, kekuasaan Tumapel berubah drastis ketika seorang pemuda ambisius bernama Ken Arok berhasil merebut kekuasaan.

Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dan menikahi istrinya, Ken Dedes. Dengan dukungan rakyat Tumapel, ia mendeklarasikan dirinya sebagai raja pertama dan memulai ekspansi besar-besaran.

B. Letak Strategis

Tumapel (kemudian dikenal sebagai Singasari) berada di daerah Malang, Jawa Timur. Wilayah ini subur dan strategis, berada di jalur penting yang menghubungkan pedalaman Jawa dengan daerah pesisir.

C. Ken Dedes dan Legenda Pendiriannya

Ken Arok dianggap sebagai tokoh pendiri kerajaan dengan kisah legendaris. Legenda Ken Dedes, yang disebut memiliki wahyu keraton (tanda seorang pemimpin besar), memperkuat legitimasi kekuasaan Ken Arok.


2. Pemerintahan dan Raja-Raja Singasari

A. Ken Arok (1222–1247 M)

Ken Arok mendirikan Dinasti Rajasa dan memimpin dengan fokus pada ekspansi wilayah. Ia berhasil menaklukkan Kerajaan Kediri melalui Perang Ganter pada tahun 1222, menandai berdirinya Singasari sebagai kerajaan besar.

B. Anusapati (1247–1249 M)

Anusapati, putra Ken Dedes dari Tunggul Ametung, naik takhta setelah membunuh Ken Arok. Pemerintahannya singkat dan penuh intrik politik. Ia akhirnya tewas dibunuh oleh Panji Tohjaya.

C. Tohjaya (1249–1250 M)

Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan karena kudeta yang dilancarkan oleh Ranggawuni, putra Anusapati.

D. Ranggawuni (1250–1272 M)

Ranggawuni, dengan gelar Wisnuwardhana, membawa stabilitas dan perdamaian di Singasari. Ia memimpin bersama Mahisa Cempaka, memperkuat fondasi kerajaan untuk generasi berikutnya.

E. Kertanegara (1272–1292 M)

Kertanegara adalah raja terakhir dan terbesar Singasari. Ia memimpin dengan visi memperluas kekuasaan hingga ke luar Jawa. Ekspedisi Pamalayu yang diluncurkannya bertujuan untuk memperkuat posisi Singasari dalam menghadapi ancaman dari Mongol.


3. Sistem Pemerintahan

A. Monarki Absolut

Singasari dipimpin oleh seorang raja dengan kekuasaan penuh. Namun, raja dibantu oleh pejabat kerajaan seperti rakryan dan patih yang bertugas mengelola pemerintahan dan militer.

B. Pembagian Wilayah

Kerajaan dibagi menjadi beberapa daerah yang dipimpin oleh pejabat lokal. Mereka bertanggung jawab langsung kepada raja dan memberikan upeti sebagai bentuk kesetiaan.


4. Kehidupan Sosial dan Budaya

A. Keagamaan

Kerajaan Singasari memiliki corak Hindu-Buddha, dengan pengaruh yang kuat dari ajaran Shaivisme. Raja-raja Singasari sering dianggap sebagai inkarnasi dewa, terutama Siwa. Candi-candi yang dibangun pada masa ini, seperti Candi Kidal dan Candi Jago, mencerminkan perpaduan seni Hindu dan Buddha.

B. Kesenian dan Sastra

Masa Singasari ditandai oleh perkembangan seni arsitektur dan sastra. Relief-relief di candi Singasari menunjukkan keahlian seni pahat masyarakatnya. Selain itu, cerita-cerita epik seperti Mahabharata dan Ramayana diadaptasi ke dalam bentuk lokal.


5. Ekonomi dan Perdagangan

A. Pertanian

Sistem irigasi yang berkembang di sepanjang sungai Brantas mendukung pertanian, terutama padi, sebagai sumber ekonomi utama.

B. Perdagangan Maritim

Singasari memanfaatkan posisinya yang strategis untuk mengontrol jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Barang-barang seperti rempah-rempah, emas, dan hasil bumi menjadi komoditas utama yang diperdagangkan.


6. Ekspedisi Pamalayu dan Politik Luar Negeri

A. Ekspedisi Pamalayu (1275–1292 M)

Raja Kertanegara meluncurkan Ekspedisi Pamalayu untuk memperluas pengaruh Singasari ke Sumatra dan menghadapi ancaman dari Dinasti Yuan (Mongol). Misi ini berhasil membangun aliansi dengan Kerajaan Dharmasraya di Sumatra, yang menjadi bagian dari upaya melindungi jalur perdagangan Selat Malaka.

B. Diplomasi dengan Tiongkok

Kertanegara menolak tunduk kepada Dinasti Yuan, yang memicu konflik militer di kemudian hari. Sikap ini menunjukkan keberanian Singasari dalam menghadapi kekuatan besar internasional.


7. Keruntuhan Kerajaan Singasari

A. Serangan Jayakatwang

Pada tahun 1292, Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Jayakatwang menyerang Singasari. Serangan ini berhasil menghancurkan ibu kota Singasari dan menewaskan Kertanegara.

B. Munculnya Majapahit

Setelah runtuhnya Singasari, Raden Wijaya, menantu Kertanegara, melarikan diri dan mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293. Majapahit melanjutkan cita-cita Kertanegara untuk menyatukan Nusantara.


8. Warisan Kerajaan Singasari

A. Candi-Candi Peninggalan

Singasari meninggalkan sejumlah candi penting, seperti:

  • Candi Singasari: Dibangun untuk menghormati Kertanegara.
  • Candi Kidal: Tempat pendharmaan Raja Anusapati.
  • Candi Jago: Menunjukkan seni arsitektur bercorak Hindu-Buddha.

B. Inspirasi untuk Majapahit

Singasari menjadi fondasi politik, militer, dan budaya bagi Majapahit, kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara.


 

Kerajaan Singasari adalah tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Dengan visi ekspansif Kertanegara, Singasari tidak hanya menjadi pusat kekuasaan di Jawa, tetapi juga memperkuat pengaruh Nusantara di kawasan Asia Tenggara. Meskipun usianya relatif singkat, warisan Singasari tetap abadi melalui candi-candi, sastra, dan Majapahit yang melanjutkan cita-citanya.

Studi mendalam tentang Singasari memberikan kita pemahaman lebih luas tentang akar budaya, politik, dan kebanggaan sejarah bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top