

Kebudayaan dan Adat Lampung: Menjaga Warisan Budaya yang Beragam dan Kaya
Provinsi Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatra, Indonesia, memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Sebagai salah satu provinsi yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh yang besar dari berbagai budaya, Lampung menyimpan banyak adat istiadat, tradisi, dan seni yang menjadi bagian penting dari identitas masyarakatnya. Masyarakat Lampung terdiri dari berbagai suku, yang masing-masing memiliki adat dan budaya yang khas, namun tetap hidup berdampingan dalam harmoni. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai kebudayaan dan adat Lampung, yang meliputi sejarah, bahasa, seni, upacara adat, serta kuliner khas yang membentuk karakter masyarakat Lampung.
Sejarah dan Pengaruh Kebudayaan Lampung
Lampung memiliki sejarah yang panjang dan dipengaruhi oleh berbagai kerajaan besar serta penjajahan kolonial. Sebelum datangnya pengaruh luar, wilayah Lampung merupakan rumah bagi berbagai suku asli, seperti Suku Lampung, Suku Komering, Suku Semendo, dan Suku Pesisir. Masyarakat Lampung, khususnya Suku Lampung, dikenal sebagai suku yang memiliki kebudayaan yang sangat kuat dan beragam, dengan sistem sosial yang terstruktur dan adat istiadat yang dipatuhi.
Pada abad ke-15, Lampung menjadi bagian dari Kesultanan Banten dan mengalami pengaruh Islam yang signifikan. Selain itu, kedatangan bangsa Eropa, khususnya Belanda pada abad ke-17, juga memberi pengaruh pada kebudayaan Lampung, baik dalam hal pemerintahan, sistem sosial, dan perdagangan. Sebelum menjadi bagian dari Indonesia, Lampung berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda, yang mendirikan perkebunan dan infrastruktur penting di wilayah ini. Setelah Indonesia merdeka, Lampung menjadi bagian dari Provinsi Sumatra Selatan hingga akhirnya menjadi provinsi tersendiri pada tahun 1964.
Masyarakat Lampung terkenal dengan keberagaman budaya yang mencakup berbagai pengaruh Melayu, Arab, dan Jawa, yang membuat kebudayaan Lampung menjadi unik dan menarik. Namun, meskipun terpengaruh oleh luar, masyarakat Lampung tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Bahasa dan Sastra Lampung
Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Lampung dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa ini memiliki dua dialek utama, yaitu dialek Pepadun (yang lebih dominan di daerah pesisir) dan dialek Saibatin (yang lebih banyak digunakan di pedalaman). Meskipun Bahasa Indonesia digunakan dalam konteks formal, Bahasa Lampung masih digunakan dalam pergaulan sehari-hari dan dalam upacara adat.
Bahasa Lampung memiliki banyak kesamaan dengan Bahasa Melayu, tetapi juga memiliki ciri khas tersendiri, terutama dalam hal pengucapan dan kosakata. Salah satu ciri khas Bahasa Lampung adalah penggunaan kata-kata yang berakar dari bahasa Sanskerta, Arab, dan Belanda, sebagai akibat dari pengaruh sejarah yang pernah dialami oleh masyarakat Lampung.
Sastra lisan juga memainkan peran penting dalam budaya Lampung, terutama dalam bentuk pantun, syair, dan cerita rakyat. Pantun Lampung sering digunakan untuk menyampaikan pesan moral, ungkapan perasaan, atau sebagai media komunikasi dalam acara adat. Selain itu, cerita rakyat seperti “Legenda Tanggamus” dan “Legenda Bukit Barisan” juga merupakan bagian dari kekayaan sastra Lampung yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Adat Istiadat dan Upacara Tradisional
Adat istiadat di Lampung sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan kebudayaan Islam, tetapi tetap mempertahankan elemen-elemen lokal yang khas. Masyarakat Lampung memiliki berbagai upacara adat yang dilakukan dalam berbagai peristiwa penting dalam kehidupan mereka, seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian. Beberapa upacara adat yang terkenal di Lampung antara lain:
a. Upacara Pernikahan
Pernikahan dalam masyarakat Lampung sangat dipengaruhi oleh adat Pepadun dan Saibatin, yang berbeda satu sama lain. Dalam adat Pepadun, pernikahan biasanya dimulai dengan prosesi “mendam”, yaitu lamaran yang dilakukan dengan membawa seserahan berupa makanan, uang, atau barang-barang lainnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi adat yang disebut nyemai, yaitu prosesi saling memberikan cincin dan doa restu dari kedua belah pihak keluarga.
Pada pernikahan adat Saibatin, ada tradisi khusus yang dikenal dengan Pahit Lidah, di mana pengantin pria dan wanita harus menjalani prosesi berbicara dengan bahasa yang indah dan halus, sebagai simbol kesopanan dan kesetiaan mereka. Dalam kedua adat ini, ada berbagai prosesi seperti bersanding di pelaminan, pembacaan doa, serta tradisi tanjung dan pemberian uang sebagai simbol penghargaan terhadap keluarga.
Pengantin wanita biasanya mengenakan pakaian adat berupa kebaya atau baju kurung yang dihiasi dengan aksesoris tradisional seperti keris dan perhiasan emas. Sementara pengantin pria mengenakan pakaian adat Melayu lengkap dengan tengkolok dan selendang.
b. Upacara Ngejimat atau Ngunduh Mantu
Upacara ngejimat atau ngunduh mantu adalah salah satu tradisi yang dilakukan setelah pernikahan di Lampung. Upacara ini biasanya dilakukan oleh keluarga pengantin wanita sebagai bentuk rasa syukur atas pernikahan tersebut. Dalam prosesi ini, keluarga pengantin wanita akan memberikan berbagai macam makanan dan sesaji kepada keluarga pengantin pria sebagai simbol penerimaan dan kebersamaan.
c. Upacara Bersih Desa atau Bersih Laut
Selain upacara pernikahan, masyarakat Lampung juga memiliki tradisi bersih desa atau bersih laut. Upacara ini dilakukan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi desa atau masyarakat setempat. Biasanya, upacara ini dilakukan dengan mengadakan selamatan dan doa bersama, yang dilanjutkan dengan makan bersama dan pemberian sesaji.
Upacara ini juga dilakukan di wilayah pesisir, khususnya oleh nelayan, dengan tujuan agar mereka diberikan hasil laut yang melimpah dan terhindar dari bahaya. Sesaji seperti ikan, nasi, buah-buahan, dan daun-daunan biasanya dipersembahkan di laut sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam sekitar.
Seni dan Kerajinan Tradisional
Seni dan kerajinan tradisional Lampung sangat beragam dan mencerminkan keahlian masyarakat dalam memanfaatkan bahan alam untuk menciptakan barang-barang yang bermanfaat dan bernilai seni tinggi. Beberapa kerajinan tradisional yang sangat terkenal di Lampung antara lain:
a. Songket Lampung
Songket Lampung adalah kain tenun tradisional yang sangat dihargai oleh masyarakat Lampung. Kain songket ini terbuat dari benang emas atau perak dan memiliki motif-motif khas yang menggambarkan keindahan alam dan budaya Lampung. Kain songket sering digunakan dalam upacara adat, terutama pada acara pernikahan dan acara resmi lainnya. Proses pembuatan songket ini memerlukan keterampilan tinggi, karena harus ditenun dengan tangan menggunakan alat tenun tradisional.
b. Kerajinan Tenun
Selain songket, kerajinan tenun lainnya juga banyak ditemukan di Lampung. Masyarakat Lampung menganyam kain dari benang kapas atau sutra untuk membuat berbagai produk, seperti tikar, selendang, dan taplak meja. Kerajinan tenun ini sering dijadikan sebagai oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke Lampung.
c. Ukiran Kayu
Seni ukir kayu juga menjadi bagian dari budaya Lampung. Masyarakat Lampung sangat terampil dalam mengukir kayu menjadi berbagai macam produk, seperti perabotan rumah tangga, alat musik tradisional, dan dekorasi rumah. Ukiran kayu ini biasanya menggambarkan kehidupan sehari-hari, alam sekitar, dan simbol-simbol adat Lampung.
Kuliner Khas Lampung
Kuliner Lampung memiliki cita rasa yang kaya dan bervariasi, dengan bahan dasar ikan, sayuran, dan rempah-rempah yang melimpah. Makanan khas Lampung seringkali pedas dan menggunakan bumbu-bumbu alami yang memberikan rasa yang khas. Beberapa kuliner khas Lampung yang terkenal antara lain:
a. Seruit
Seruit adalah hidangan khas Lampung yang terbuat dari ikan bakar yang disajikan dengan sambal terasi. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan pepuyu, ikan gabus, atau ikan tongkol, yang dibakar dan disajikan dengan sambal yang terbuat dari cabai, terasi, dan bahan-bahan lainnya. Seruit biasanya disantap dengan nasi panas dan sayur-sayuran.
b. Pempek Lampung
Pempek adalah makanan khas Lampung yang terbuat dari ikan dan sagu, mirip dengan pempek yang terkenal dari Palembang. Pempek Lampung biasanya disajikan dengan kuah cuka pedas yang menyegarkan. Pempek ini menjadi makanan favorit masyarakat Lampung, terutama pada acara-acara tertentu.
c. Lampung Coffee
Lampung juga dikenal dengan kopi robusta yang dihasilkan dari perkebunan kopi di daerah Lampung. Kopi Lampung memiliki cita rasa yang kuat dan khas, dengan aroma yang tajam dan rasa yang lebih pahit dibandingkan dengan kopi dari daerah lain. Kopi Lampung sering disajikan dalam berbagai acara adat atau sebagai minuman penyambut tamu.
Peran Kebudayaan Lampung dalam Kehidupan Sosial
Kebudayaan dan adat Lampung memainkan peran penting dalam kehidupan sosial masyarakatnya. Tradisi dan adat istiadat menjadi sarana untuk menjaga keharmonisan antarwarga, mempererat tali persaudaraan, dan menguatkan identitas budaya daerah. Masyarakat Lampung sangat menghargai nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa hormat kepada leluhur.
Namun, seperti kebudayaan daerah lainnya, kebudayaan Lampung juga menghadapi tantangan akibat globalisasi dan modernisasi. Perubahan gaya hidup dan teknologi dapat mempengaruhi pelestarian adat istiadat, namun masyarakat Lampung tetap berusaha untuk melestarikan warisan budaya mereka melalui berbagai kegiatan budaya dan pendidikan tradisional.
Kebudayaan dan adat Lampung adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya yang mencerminkan sejarah panjang, keberagaman, dan kearifan lokal. Dari seni, bahasa, upacara adat, hingga kuliner khas, semua elemen kebudayaan ini membentuk identitas yang kuat bagi Lampung. Sebagai bagian dari Indonesia, penting bagi masyarakat Lampung untuk terus menjaga, melestarikan, dan mengenalkan kebudayaan mereka kepada generasi mendatang agar tetap hidup dan berkembang dalam menghadapi tantangan zaman.